Rabu, 27 Maret 2013

Bunga Rafflesia Arnoldi


Tanggal 24 Desember 2012, kali ini perjalanan dadakan. Tujuan sebenarnya adalah Danau Mas Harum Bastari di Curup. Ditengah perjalanan tepatnya didaerah jalan lintas pegunungan Bengkulu Tengah, sedang mekar bunga kebanggaan masyarakat Bengkulu yaitu Bunga Rafflesia Arnoldi, karena jaraknya yang hanya sekitar 10 meter dari jalan raya kami sempatkan melihat dan berfoto ria.

 


Sebagai informasi Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.(sumber : wikipedia indonesia)

Melihat Bunga Bangkai Raksasa amor phopallus gigas






Perjalanan demi perjalanan yang telah kami lalui, kali ini ketika perjalanan kami dari Bengkulu menuju ke Curup pada tanggal 23 Maret 2013 dalam rangka melihat keponakan yang baru lahir. Ditengah perjalanan tepatnya di jalan lintas pegunungan Kabupaten Kepahiang, kami mampir untuk melihat bunga "raksasa" yang beberapa hari sebelumnya memang telah diberitakan. Menurut penjaga yang berada disana, bunga ini bernama amor phopallus gigas yang tingginya mencapai 4 meter, di lokasi penangkaran yang dikelolanya sejak tahun 1998 itu, terdapat 6 jenis bunga bangkai dalam berbagai ukuran.  Terdiri dari, amor phopallus  titanum, amor phopallus varia billis, amor phopallus gigas, amor phopallus vayoni volius. Serta amor phopallus  muleri dan amor phopallus mantahed.
Pada saat kami kesana bunga tersebut telah mulai masuk tahap layu kembali hari pertama.